Facebook  Instagram

Featured Post

PULAU BANYAK ACEH SINGKIL YANG MEMUKAU PARA TURIS MACANEGARA

Ok kawan-kawan...Assalamualaikum Ok kali ini saya akan menyajikan pilihan tempat yang super duper keren keindahan panoramanya yang  menawark...

Kamis, 02 November 2023

Keajaiban Budaya dan Spiritual: Menyelusuri Keindahan Candi Borobudur


Candi Borobudur, terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, adalah kompleks candi Buddha keagungan peradaban Buddha. Dengan desain stupa monumental, Borobudur mencerminkan konsep kosmos Buddha, menggambarkan perjalanan spiritual menuju pencerahan. Harga tiket masuk yang terjangkau membuatnya menjadi destinasi wisata yang menarik bagi pengunjung.

SEJARAH SINGKAT CANDI BOROBUDUR

Candi Borobudur, dibangun oleh penganut Buddha Mahayana selama masa kejayaan Dinasti Syailendra, dimulai atas inisiatif Raja Samaratungga sekitar tahun 824 Masehi. Meski demikian, pembangunan Candi Borobudur selesai menjelang tahun 900 Masehi, saat Ratu Pramudawardhani, putri Raja Samaratungga, memerintah. Arsitek yang berjasa dalam perancangan candi ini adalah Gunadharma.

Kemegahan Borobudur sempat terkubur selama berabad-abad oleh tanah dan debu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi. Namun, Thomas Stamford Raffles, saat menjabat Gubernur Jenderal di Pulau Jawa pada tahun 1911, berhasil merestorasi candi ini. Raffles meminta bantuan Insinyur Belanda Christian Cornelius untuk memeriksa dan memperbaiki kondisi bangunan yang terkubur. Pada tahun 1991, Candi Borobudur diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, mengingat kebesarannya sebagai kompleks candi terbesar di Indonesia dan peranannya dalam warisan budaya global.

PENGARUH BANGUNAN CANDI BOROBUDUR

Candi Borobudur, sebagai salah satu masterpiece arsitektur di Indonesia, menunjukkan pengaruh seni bangunan punden berundak. Konsep ini, yang menonjol pada struktur punden berundak, memiliki akar dalam kearifan lokal Indonesia, terutama pada zaman Megalitikum.

Punden berundak, dalam konteks Candi Borobudur, tidak hanya sebuah struktur fisik, tetapi juga merepresentasikan kehidupan spiritual dan kosmologi yang mendalam. Konsep bertingkat pada punden berundak memiliki korelasi dengan kepercayaan animisme dan dinamisme yang melibatkan pemujaan terhadap roh nenek moyang.

Dalam era Megalitikum, punden berundak umumnya terdiri dari tiga tingkat dengan makna simbolis yang kaya. Tingkat pertama simbolisnya mencerminkan kehidupan saat masih dalam kandungan ibu, sebuah tahap awal yang dianggap suci. Tingkat kedua mencerminkan kehidupan di dunia, dengan segala kompleksitas dan perjalanan spiritual yang dihadapi oleh individu. Sementara tingkat ketiga merepresentasikan kehidupan setelah meninggal, menggambarkan suatu bentuk transisi menuju alam rohaniah.

Dengan demikian, Candi Borobudur bukan hanya merupakan pencapaian arsitektur yang mengesankan, tetapi juga sebuah karya seni yang mendalam, merangkum kearifan lokal dan spiritualitas pada masa lalu. Arsitektur Candi Borobudur mencerminkan filosofi dan ajaran Buddha melalui tiga tingkatan bangunan punden berundak yang secara simbolis mewakili perjalanan spiritual manusia.

1.      Kamadhatu:

Kamadhatu, sebagai tingkat pertama, melambangkan alam bawah atau dunia nafsu. Pada tingkat ini, manusia terikat pada nafsu dan dikuasai oleh kemauan. Relief ukiran di tingkat pertama menggambarkan adegan dari Kitab Karmawibangga, memvisualisasikan konsep sebab akibat serta perbuatan baik dan buruk. Deretan relief ini, meskipun sebagian tertutup oleh dasar candi yang lebar, dapat dilihat oleh pengunjung di sisi tenggara.

2.      Rupadhatu:

Rupadhatu, atau tingkat kedua, setara dengan dunia antara yang mencakup bentuk dan wujud. Manusia pada tingkat ini telah meninggalkan keinginan nafsu tetapi masih terikat pada nama, rupa, wujud, dan bentuk. Struktur Candi Borobudur pada tingkat ini mencerminkan perjalanan spiritual menuju pemahaman yang lebih dalam tentang hakikat kehidupan.

3.      Arupadhatu:

Arupadhatu, sebagai tingkat teratas, diidentifikasi dengan alam atas atau dunia tanpa rupa, wujud, dan bentuk. Pada tingkat ini, manusia telah membebaskan diri dan memutuskan segala ikatan pada dunia fana selamanya. Arsitektur pada tingkat ini menggambarkan pencapaian pencerahan dan pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian.

Melalui perpaduan simbolisme tingkatan ini, Candi Borobudur mengajak pengunjung untuk merenungkan perjalanan spiritual, mengatasi nafsu dan ikatan duniawi menuju kebijaksanaan dan pencerahan yang diajarkan oleh ajaran Buddha.

Candi Borobudur merupakan mahakarya arsitektur yang tidak hanya memukau secara fisik tetapi juga mengandung makna spiritual mendalam. Dibangun dengan konsep punden berundak, candi ini simbolis dalam menggambarkan perjalanan spiritual manusia berdasarkan ajaran Buddha.

Dengan tiga tingkatan utama - Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu - Candi Borobudur mengajak pengunjung merenung tentang perjalanan kehidupan, dari keterikatan pada nafsu hingga mencapai pembebasan dari dunia fana. Relief-relief dan ukiran pada setiap tingkat tidak hanya menggambarkan keindahan seni, tetapi juga menyampaikan pesan moral dan spiritual.

Sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, Candi Borobudur menjadi saksi bisu peradaban Buddha di Indonesia. Kemegahannya yang sempat terkubur dan berhasil direstorasi menunjukkan tekad untuk melestarikan warisan budaya yang berharga. Candi Borobudur menjadi destinasi spiritual dan wisata yang menginspirasi, menawarkan pengalaman yang mendalam tentang sejarah, seni, dan nilai-nilai kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar